Paparan polusi udara selama kehamilan tingkatkan risiko depresi

Polusi udara telah menjadi masalah serius di banyak kota besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan manusia telah banyak diketahui, mulai dari gangguan pernapasan hingga risiko penyakit jantung.

Namun, sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa paparan polusi udara selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko depresi pada ibu hamil. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives ini meneliti data dari lebih dari 700 ibu hamil di China dan menemukan bahwa paparan polusi udara selama kehamilan dapat memengaruhi kesehatan mental ibu dan meningkatkan risiko depresi.

Polusi udara dapat mengandung berbagai zat berbahaya seperti partikel halus, karbon monoksida, dan senyawa kimia beracun lainnya yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Paparan polusi udara selama kehamilan dapat memengaruhi kesehatan janin dan juga dapat memengaruhi kesehatan mental ibu.

Studi ini juga menemukan bahwa ibu hamil yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi memiliki risiko depresi yang lebih tinggi daripada ibu hamil yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang rendah. Hal ini menunjukkan pentingnya perlindungan lingkungan yang lebih baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin.

Untuk itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya polusi udara dan melakukan langkah-langkah untuk mengurangi polusi udara, seperti mengurangi emisi kendaraan bermotor, menghijaukan kota, dan memperkuat regulasi terkait lingkungan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi risiko depresi pada ibu hamil akibat paparan polusi udara dan meningkatkan kesehatan mental ibu dan janin.