Desa Besakih, yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, kini menjadi percontohan bagi gerakan wisata bersih yang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Wamenpar, Angela Tanoesoedibjo, mengunjungi Desa Besakih pada Kamis (20/1) lalu untuk melihat langsung keberhasilan dari gerakan tersebut.
Desa Besakih dikenal sebagai desa yang memiliki potensi wisata yang luar biasa, terutama karena keberadaan Pura Besakih yang merupakan salah satu pura terbesar dan terpenting di Bali. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke desa ini, masalah sampah pun semakin menjadi perhatian.
Dengan adanya gerakan wisata bersih yang diinisiasi oleh Kemenparekraf, Desa Besakih mulai melakukan berbagai upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan pembersihan dan pengelolaan sampah.
Selain itu, Desa Besakih juga melakukan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Para wisatawan diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya dan menggunakan produk ramah lingkungan.
Kunjungan Wamenpar Angela Tanoesoedibjo ke Desa Besakih merupakan bentuk apresiasi atas keberhasilan desa tersebut dalam menjalankan gerakan wisata bersih. Ia berharap Desa Besakih dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia untuk turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melestarikan destinasi wisata.
Melalui gerakan wisata bersih yang dilakukan oleh Desa Besakih, diharapkan pariwisata di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat setempat. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, destinasi wisata akan tetap menarik bagi wisatawan dan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat.